Oleh : dr. Ariek Desnantika,SpBP-RE
Parut atau scar berasal dari Bahasa Yunani yaitu eskhara yang berarti keropeng. Secara klinis parut adalah cacat alami akibat proses penyembuhan luka. Didapatkan perubahan struktur dari kulit berupa hilangnya pori, rambut, kelenjar yang disertai perubahan warna kulit hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Luka yang terjadi hanya sebatas dermis tidak meninggalkan parut karena masih terdapat komponen epithelial dari kelenjar keringat, kelenjar minyak dan folokel rambut yang menyebabkan penyembuhan luka tanpa parut. Sedangkan luka yang melebihi ketebalan kulit akan meninggalkan parut.
Akhir penyembuhan luka akan menjadi parut yang normal atau menjadi parut abnormal yaitu parut hipertrofik atau keloid.
Parut normal akan terbentuk bola terjadi keseimbangan antara sintesis kolagen dan degradasi kolagen. Timbulnya parut hipertrofik dan keloid menyangkut berbagai faktor, sebagai berikut:
- Parut hipertrofik dan keloid sering timbul pada daerah yang tension
- Kulit berwarna lebih gelap kemungkinan keloid lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih
- Sering muncul pada daerah kulit tebal, banyak bergerak dan teregang seperti bahu, dada, punggung atas
- Usia 30th kulitnya relative tension dan sintesis kolagennya tinggi
- Genetik
- Estrogen berperan penting pembentukan fibrosis dan parut
SYNTHESIS ACCUMULATION
DEGRADATION / LYSIS COLLAGENASE
parut normal hypertrophic scar keloid
Perbedaan parut hipertrofik dan keloid
Parut hipertrofik
Timbul segera setelah pembedahan, ada maturasi, ukuran lesi sesuai cedera, timbul karena pergerakan, biasanya menyeberang permukaan yang bertekuk, ada perbaikan dengan pembedahan
Keloid
Belum timbul setelah beberapa bulan, tidak ada maturasi, cedera minimal bisa menimbulkan lesi besar, tidak tergantung gerak, area predileksi, jarang menyeberang persendian, pembedahan sering menjadi lebih buruk
parut normal parut hipertrofik
Keloid kontraktur
Penanganan parut bervariasi dengan respon dan rekurensi yang juga bervariasi. Macam penanganan parut hipertrofik dan keloid adalah pembedahan, inj kortikosteroid, silicone gel sheeting, pressure terapi, radio terapi, laser terapi, adhesive microporous hypoallergenic paper tape, miscelaneous terapi : vit e, onion extract cream, allantoin, retinoic acid, emerging evidence: interferon, 5-fluorouracil, bleomycin, anti tgf beta (riset)
Kombinasi beberapa modalitas terapi tetap menjadi pertimbangan yang penting untuk mendapatkan efek terapi yang optimal